REPUBLIKA.CO.ID, RABAT –- Lima pria pengangguran di Maroko melakukan aksi bakar diri di Rabat, Ibukota Maroko. Aksi bakar diri itu dilakukan para pengangguran yang menuntut penciptaan lapangan pekerjaan. Mereka adalah para demonstran terdiri dari para lulusan kampus dan aktivis hak asasi manusia (HAM).
Tiga orang terbakar cukup parah dan dirawat di rumah sakit (RS). Aktivis HAM Maroko, Youssef al-Rissouni mengatakan, pihak berwenang telah mencegah mereka mencari air. “Lima orang itu dibiarkan terbakar," katanya dalam laman Yahoo.com, Jumat (20/1). Dari tiga yang dirawat, jelas dia, dua orang dalam kondisi kritis.
Pada Kamis (19/1), pemerintah terpilih mempresentasikan rencana baru untuk parlemen dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja, pendidikan, dan kesehatan. Pemerintah Maroko berjanji untuk menciptakan 200.000 lapangan kerja baru tahun melalui investasi publik dan swasta.
Sementara itu, tingkat pengangguran resmi telah mencapai 9,1 persen secara nasional, dan naik menjadi sekitar 16 persen untuk para lulusan Universitas. Mahasiswa Maroko yang baru lulus kemudian bergabung dalam bagian dari gerakan "pengangguran lulusan kampus ".
Mereka menuntut ke seluruh negeri untuk menciptakan jutaan lapangan pekerjaan bagi lulusan universitas. Namun demonstrasi sering kali berakhir dengan kekerasan dan dibubarkan secara paksa oleh polisi, mengakibatkan bentrokan berkelanjutan. Pekan lalu, empat orang lagi mengatur diri mereka sendiri pada api di Tunisia, termasuk ayah dari tiga yang meninggal akibat luka bakarnya.