REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Ribuan orang berkumpul di Tahrir Square Kairo, Mesir menjelang peringatan satu tahun penggulingan Husni Mubarak, Jumat (20/1). Mereka menuntut keadilan dan retribusi untuk demonstran yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan satu tahun lalu.
Shaimaa Zein (24 tahun), seorang pengunjuk rasa yang mengenakan jilbab warna bendera Mesir, menuntut pihak militer harus bertanggung jawab atas kematian seratus orang yang telah tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan sejak dewan jenderal mengambil kekuasaan Mubarak. "Ketika kami turun pada 25 Januari, pada awalnya orang-orang menyebut kami generasi yang memecah hambatan begitu Mubarak mengundurkan diri, tapi kediktatoran sekarang tetap sama,"katanya.
Para perempuan juga berkumpul di pusat kota Kairo mengecam aksi militer yang merenggut kasar rambut demonstran wanita dan menginjak-injak mereka bulan lalu. Salah satu pengunjuk rasa di Tahrir membawa poster yang menggambarkan mantan presiden dengan jerat di leher.
Mereka menggemakan permintaan Mubarak harus dieksekusi atas kematian lebih dari 800 pengunjuk rasa yang tewas dalam pemberontakan. Aktivis mengatakan pengadilan Mesir telah lalai karena membebaskan pasukan militer yang dituduh menembak selama pemberontakan.
Hanya satu polisi yang dihukum dari puluhan kasus yang sedikitnya menewaskan 846 demonstran. Dia diadili secara in absentia dan sekembalinya ke Mesird dan baru-baru ini digelar pengadilan ulang. Sementara, mantan kepala keamanan pemerintah Mesir, Habib el-Adly dan empat petugas keamanan terlibat dalam pembunuhan seorang pemrotes, dan bisa menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah.