Rabu 25 Jan 2012 12:42 WIB

RSCM: Tak Benar Kami Menahan Jenazah Korban Tragedi Tugu Tani

Rep: Agung Sasongko/ Red: Heri Ruslan
Kecelakaan maut terjadi di sekitar Tugu, Tani, Jakarta Pusat, Ahad (21/1). Sebuah Xenia Hitam bernomor polisi,  B 24878 menabrak pejalan kaki. (Video Capture)
Kecelakaan maut terjadi di sekitar Tugu, Tani, Jakarta Pusat, Ahad (21/1). Sebuah Xenia Hitam bernomor polisi, B 24878 menabrak pejalan kaki. (Video Capture)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Kepala Departemen Ilmu Kedokteran dan Forensik, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Yuli Budiningsih mengatakan kewajiban rumah sakit hanya sebatas melakukan pemeriksaan terhadap jenazah. Dalam proses itu tidak sembarang, sebab memerlukan surat Permohonan Visum et Repertum (SPV) dari pihak kepolisian.

"Jadi, tugas rumah sakit itu hanya memeriksa, kalau pemulasaraan jenazah itu sudah menjadi kewajiban keluarga. Kalau memang keluarga tidak mampu maka kami yang akan tangani. Ya, banyak jenazah tanpa identitas yang mungkin tidak diketahui keluarga kami tangani," papar Yuli saat mengklarifikasi soal biaya yang dibebankan keluarga korban Tugu Tani di Jakarta, Rabu (25/1).

Yuli juga membantah kalau pihaknya menahan jenazah. Menurutnya, kalau jenazah yang bersangkutan ditahan maka akan cepat membusuk.

"Jadi, apa yang diberitakan itu keliru. Kami tidak akan menahan jenazah, kalau pun tertahan karena proses administrasi seperti surat serah terima yang membutuhkan KTP, atau identitas lain, itu merupakan bagian dari prosedur yang melindungi jenazah dari kepentingan pihak yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM Herkunto, menambahkan RSCM tidak akan menahan jenazah dan mempersulit pemulangan jenazah kepada keluarga korban, misalnya keluarga korban tabrakan di Tugu Tani yang berasal dari Jepara jika tidak mampu membayar biaya pemulangan.

"Tugas pemulasaran dan transportasi adalah tugas rumah duka, Pemberitaan RSCM tidak menyerahkan jenasah tidak benar. Itu oknum, RSCM malah memeroteksi," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement