REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Indonesia telah berupaya keras untuk mengembangkan energi nuklir. Namun, sebagian masyarakat Indonesia menolak upaya pemerintah untuk mengembangkan energi nuklir.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta, pemerintah sangat sulit untuk mengubah stigma masyarakat tentang nuklir, sehingga sulit untuk mengembangkan teknologi yang sebenarnya jauh lebih murah dibanding energi lainnya.
Masyarakat, kata Hatta, masih berpikiran bahwa energi nuklir hanya bisa dimanfaatkan untuk melakukan pengeboman seperti yang terjadi di Hirosima dan Nagasaki serta yang terakhir di Fukushima Jepang yanga terkena tsunami.
Kejadian radiasi nuklir di negara tersebut membuat masyarakat semakin sulit menerima pengembangan energi tersebut karena mengira kematian ribuan warga akibat radiasi padahal yang terbanyak diakibatkan oleh tsunami.
Padahal, kata dia, nuklir memiliki manfaat yang cukup luas, bukan hanya untuk pengembangan energi seperti listrik tetapi juga bisa dikembangkan untuk memenuhi peningkatan sektor pangan. Ia mengungkapkan, pengembangan bibit padi unggul yang dari radiasi nuklir yang hasilnya jauh lebih baik dibandingkan dengan bibit padi biasa.