REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Perang kata-kata pecah antara dua media besar Eropa, Spiegel Online, Jerman versus majalah mingguan Italia, IL Giornale. Aksi saling serang itu timbul setelah Spiegel, dalam publikasinya berkata, "Sangat tidak mengejutkan bahwa seorang Italia berada di balik bencana Costa Concordia."
Dalam kolomnya, Jan Fleischhauer menulis. "Apakah ada seorang yang tak percaya dengan fakta bahwa Kapten Costa Concordia adalah orang Italia? Bakal sulit untuk mengimajinasikan bahwa seorang Kapten Jerman atau Inggris akan melakukan manuver serupa lalu kabur."
"Kami orang Jerman, tidak akan membiarkan hal semacam itu terjadi, karena tak seperti Italia kami adalah sebuah (tepat) ras."
Kontan Italia pun bereaksi. Meski respon terhadap kolom Felischhauer beragam, mulai dari kemarahan yang tertahan hingga lontaran kata-kata keras. Duta besar Italia untuk Jerman, Michele Valensise, mengirim tanggapan kepada artikel itu yang juga dipublikasikan oleh Spiegel Online.
Bunyinya, "Dalam artikel ditulis oleh Jan Fleischhauer, berjudul 'Italian-run driver' (Sopir Italia yang kabur), saya sungguh terkejut dan terganggu. Tentu saya meyakini kebebasan mengkritik namun tema dalam artikel itu juga menghina Italia seolah seperti negara yang belum dibangun. Juga membuat saya 'kagum' harian bereputasi besar seperti Spiegel Online memberi ruang kepada pendapat yang begitu vulgar dan banal.
Namun pemimpin redaksi Il Giornale, Allesandro Salusti, bisa jadi yang paling keras membalikkan tudingan itu dengan headline, "Kami mungkin punya Schettino tapi Anda memiliki Auschwitz (nama kamp konsentrasi di Austria)"
Headline itu terbit pada 27 Januari lalu, yang juga bertepatan dengan Hari Peringatan Holokasus Nasional. Terlepas itu, Salusti sengaja memperdalam perbandingan
"Kami telah membaca pidato Hitler bahwa Jerman adalah ras superior. Namun mengingat itu di hari ini, dalam Hari Peringatan Holokaus, benar-benar cita rasa buruk. Benar, Italia bersalah terhadap 30 penumpang yang tewas akibat Schetiino. Namun kalian Jerman, membunuh 6 juta orang."
"Tidak ada satu pun orang dari ras superior Jerman yang menyelamatkan korban. Tak seperti kami yang menyelamatkan 4.200 orang (jumlah penumpang dalam kapal), juga ratusan ribu Yahudi dalam Holokaus.
"Superioritas dan kecerdasan mereka adalah pemicu asli dua Perang Dunia, yang telah menghancurkan Eropa, dua kali. Mereka sesumbar, namun hanya pada September 2011 baru bisa berhenti membayar hutang kompensasi untuk Perang Dunia I.
"Mereka butuh waktu 92 tahun, dan sementara itu kami membantu mereka, pertama membela diri dari Uni Sovyet dan kemudian untuk membayar tagihan unifikasi Jerman."
Tapi tak semua warga Italia suka dengan pembelaan macam itu. Sebagian warga juga mengecam Sallusti di jejaring sosial. Seorang pembaca Italia dari Twitternya bahkan mengaku malu dengan artikel Sallusti. Satu lagi menyebut ia sedang 'kehilangan keyakinan' sementara sejumlah lain menyebutnya 'menjijikan'.