REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Sabtu (28/1) memperingatkan ia menentang penarikan terlalu cepat pasukan dari Afghanistan, setelah Perancis menyatakan akan mundur setahun sebelum tenggat internasional pada 2014.
Saat berbicara pada jumpa pers dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, yang mengunjungi London, Cameron menyatakan kecepatan NATO mundur harus tergantung pada keamanan di lapangan.
"Jelas, antara sekarang dengan 2014 akan ada peluang bagi negara berbeda mengurangi pasukan mereka. Inggris telah mengurangi jumlah tentara sejak tahun lalu," kata Cameron.
"Saya tidak ingin melihat semacam tepi jurang pada 2014 ketika semua Pasukan tersisa keluar sekaligus, tapi jelas, antara sekarang hingga 2014, tingkat kita dapat mengurangi pasukan akan tergantung pada peralihan ke Afghanistan di berbagai bagian Afghanistan.
"Itu pun seharusnya sama untuk semua anggota NATO, yang seluruhnya memberikan sumbangan dan membantu bagi kekuatan, kemantapan dan keamanan Afghanistan, yang merupakan kepentingan kami," katanya.
Inggris memiliki sekitar 9.500 tentara di Afghanistan, satuan terbesar kedua sesudah Amerika Serikat.
Tanggapan itu tampaknya merupakan teguran untuk Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang pada Jumat menyatakan Prancis akan menarik pasukannya dari Afghanistan tahun depan.