REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Menteri Dalam Negeri Turki Idris Naim Sahin telah membatalkan perjalanannya ke ibu kota Irak, Baghdad, tempat ia dijadwalkan menghadiri pertemuan antiteror dengan para pejabat Irak dan Amerika Serikat, demikian laporan harian Turki, Milliyet, Ahad (29/1).
Sahin membatalkan perjalanannya kendati gagasan tiga pihak tersebut akan menjadi kunci guna mencegah kegiatan kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang seringkali melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil dari pangkalan mereka di sepanjang perbatasan Irak-Turki.
Turki menggunakan keterangan intelijen luas yang dikumpulkan oleh Amerika Serikat dalam pengamatannya atas perbatasan Irak guna memerangi PKK.
Sebelumnya, Turki mendesak blok Kurdi dan Sunni Irak agar melakukan upaya ke arah perujukan, demikian laporan Xinhua. Selain itu para pejabat Turki juga dilaporkan telah menyebut Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki "duri dalam daging dalam politik Irak".
PKK dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa mengangkat senjata pada 1984 guna menciptakan negara suku di Turki tenggara. Lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik yang melibatkan PKK selama lebih dari dua dasawarsa terakhir.