REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Ketua DPR, Marzuki Alie ditunjuk menjadi presiden Parliamentary Union of the Organization of Islamic Cooperation (PUIC) atau Parlemen Negara-Negara Islam yang ketujuh. Ia menggantikan Presiden PIUC sebelumnya yang dipegang oleh Rebecca Kadaga dari Uganda.
"Atas nama parlemen Indonesia, saya sadar sekali atas tanggung jawab yang timbul dari kepercayaan PIUC. Dalam kesempatan ini saya menerima jabatan sebagai presiden PIUC ketujuh untuk periode 2012-2013," kata Marzuki, Senin (30/1).
Ia mengatakan jabatan yang dipercayakan kepadanya merupakan seuatu kehormatan. Karena Indonesia dipercaya oleh presiden PIUC sebelumnya dan para anggota PIUC untuk mengemban amanat tersebut. Menurutnya, ada hal yang harus diprioritaskan ke depan. Yakni bagaimana negara-negara PIUC perlu bersatu dan bersama-sama menghadapi tantangan. Mulai dari Palestina, transisi politik, hingga bencana kemanusiaan."Hal ini memerlukan perstuan umat yang harus ddiperjuangkan," katanya.
Ketua DPR ini mengharapkan agar negara PIUC bisa bersatu dan memperluas keanggotannya. Caranya bisa dengan mencari negara yang mau bergabung dan menjadi anggota penuh ataupun negara dengan status peninjau. "Kita harus rangkul saudara-saudara kita agar bisa mempersatukan umat dan nilai-nilai islami," katanya.
Marzuki pun mengucapkan selamat kepada semua delegasi yang hadir dalam diskusi atau konferensi Parlemen Negara-Negara Islam yang berlangsung sejak 24 Januari. Acara ini dihadiri oleh 38 negara dari 51 negara yang diundang. Beberapa diantaranya, Turki, Iran, Uganda, dan Palestina.