REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kejadian keluarnya delegasi Uni Emirat Arab (UEA) dari Konferenasi Negara-Negara Islam di Palembang, Senin (30/1) sempat membuat kegiatan internasional itu gaduh. Untungnya, kegaduhan dan aksi walk out UEA yang disebabkan ketersinggungan pidato mantan presiden Parliamentary Union of the Organization of Islamic Cooperation (PUIC), HE Hojjatul Islam Ali Akbar Nateq Nouri itu, berhasil ditangani.
Kegaduhan tersebut dapat diatasi setelah Presiden PUIC terpilih, Marzuki Alie, meminta agar forum PUIC itu tidak saling mencederai kepercayaan dari negara-negara anggota. Ia meminta insiden yang sempat terjadi di tengah acara tidak membuat kesepahaman dan kesepakatan yang telah dibangun menjadi rusak. “Mestinya kita saling menjaga dan saling menghormati dan tidak memberikan pernyataan yang akan mencederai kepercayaan negara-negara lain,” katanya.
Dalam forum yang digelar di Palembang ini, kata dia, PUIC tidak membicarakan sistem dan masalah negara masing-masing. Menurutnya, forum tersebut sebaiknya dipakai untuk membangun persatuan dan kesatuan dalam rangka membesarkan organisasi PIUC sehingga bisa memberikan pengaruh yang kuat dalam forum internasional ke depan.
“Justru jangan sampai apa yang sedang kita bangun sekarang ini tidak menjadi pecah dan berakhir karena kesalahpahaman,” katanya. Marzuki pun memohon agar seluruh delegasi untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta memahami kebersamaan organisasi PIUC.