REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ketua Federasi Sepak bola Asia (AFC) pada Senin mendesak badan pembuat peraturan sepak bola, IFAB, untuk menghapuskan larangan mengenakan penutup kepala, dengan mengatakan kalau rancangan penutup kepala yang baru dapat mencegah cedera leher pada pesepak bola Muslim putri.
"Banyak pesepak bola putri di Asia mengenakan penutup kepala," kata Presiden AFC, Zhang Jilong, menjelang pertemuan International Football Association Board (IFAB) yang akan kembali meninjau peraturan ini.
"Saya ingin meminta pada IFAB untuk mempertimbangkan proposal FIFA dengan baik dan meninjau peraturan ini, dan mengizinkan para pemain putri untuk bermain sambil mengenakan penutup kepala yang aman, yang dapat melindungi leher," demikian pernyataan Zhang.
"Rekan-rekan saya di Komite Eksekutif AFC mendukung dengan kuat ide untuk meninjau kembali peraturan ini, dan saya berpikir kalau hal itu akan menarik perhatian pesepak bola putri di seluruh dunia."
IFAB, yang dibentuk pada 1886, mendiskusikan dan memutuskan usulan-usulan perubahan pada peraturan sepak bola. Badan ini terdiri dari empat anggota FIFA dan empat anggota asosiasi sepak bola Inggris Raya, yakni FA (Inggris), SFA (Skotlandia), FAW (Wales), dan IFA (Irlandia).
FIFA melarang penggunaan hijab, atau penutup kepala, pada 2007, dan telah memperinci peraturan keselamatan yang mencakup penggunaan penghangat leher. Beberapa desain baru penutup kepala telah tersedia, kata Zhang.
"Secara pribadi saya telah melihat desain-desain baru dengan velcro yang disambungkan pada leher, yang akan terlepas jika penutup kepala itu ditarik, (sehingga dapat) memastikan keselamatan pemain."