REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Para pemimpin Palestina, Senin (30/1) menunjuk Israel sebagai biang keladi kegagalan pembicaraan penjajakan yang bertujuan melanjutkan perundingan perdamaian. Mereka berencana untuk mengeksplorasi cara-cara alternatif guna mewujudkan negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Pembicaraan-pembicaraan berakhir di Yordania pada 25 Januari tanpa mencapai kemajuan apapun. Para pejabat Palestina mengatakan bahwa Presiden Mahmud Abbas direncanakan berkonsultasi dengan para mitra Arab-nya untuk tindakan selanjutnya.
"Dalam menjelaskan hasil-hasil pertemuan Amman, kepemimpinan Palestina menuding Israel bertanggung jawab penuh atas kegagalan mereka," kata Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), badan pembuat keputusan Palestina tertinggi, dalam satu pernyataan pada Senin.
"Pertemuan-pertemuan ini memaparkan tekad Israel untuk mengejar kegiatan permukiman dan penolakan atas solusi dua negara berdasarkan batas-batas 1967," tambah pernyataan itu, yang dikeluarkan setelah pertemuan di kota Tepi Barat Ramallah.
Seorang anggota komite mengatakan bahwa kepemimpinan Palestina memutuskan untuk tidak kembali ke perundingan yang diselenggarakan di ibu kota Yordania, seperti yang dituntut oleh Eropa dan Amerika Serikat.
Perundingan-perundingan perdamaian kandas pada akhir 2010 ketika Palestina menuntut agar Israel menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Jerusalem Timur. Israel tidak menggubris tuntutan tersebut.
Abbas juga menuntut agar Israel setuju untuk pembentukan
sebuah negara Palestina merdeka di semua tanah mereka yang diduduki negara Yahudi itu dalam perang Timur Tengah 1967 sebelum melanjutkan perundingan.