REPUBLIKA.CO.ID, PATTANI - Thailand akan menyelidiki penembakan yang menewaskan empat warga sipil muslim oleh paramiliter di wilayah selatan negara ini. Hal itu disampaikan Wakil Perdana Menteri Yutthasak Sasiprapa, Selasa (31/1) setelah kematian pemuda muslim yang memicu kemarahan warga lokal.
Yutthasak mengatakan, penyelidikan ini akan menilai apakah prosedur telah tepat dilakukan oleh paramiliter atau tidak. "Jika ditemukan bahwa korban tewas ditembak karena kesalahan militer Thailand, maka negara akan meminta maaf dan membayar kompensasi," ujarnya seperti diberitakan AFP.
Tentara Thailand menembaki sebuah truk pick-up yang dicurigai memuat pejuang muslim, Ahad (29/1) dini hari di Pattani. Daerah itu didominasi warga muslim Thailand. Tentara mengeklaim bahwa kelompok pejuang yang telah memulai tembakan. Akibat baku tembak ini selain menewaskan empat orang, juga melukai tiga anak laki-laki remaja dan seorang pria 76 tahun.
Namun menurut korban dan saksi mata, truk itu membawa para pelayat kembali dari pemakaman. "Pada kejadian ini kita tidak yakin bahwa tentara Thailand berada di pihak yang benar karena keempat korban bukanlah simpatisan militan," kata Wakil Sasiprapa, yang mengawasi keamanan nasional Thailand.
Yutthasak juga mengatakan orang-orang di truk pick-up bisa saja digunakan sebagai tameng oleh gerilyawan yang sedang di jalankan dari pihak berwenang. Polisi mengeklaim telah menemukan dua senjata di dalam truk, di lokasi kejadian. Meskipun kemudian pengemudi menyangkal kepemilikan senjata dan penumpang itu kepada petugas.
Masyarakat muslim di wilayah selatan Thailand terus mengeluhkan perlakuan diskriminasi terhadap muslim Thailand Selatan oleh Thailand Utara, termasuk dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh angkatan bersenjata Thailand.