REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Militer Isrel menderita pukulan telak. Rencana serangan terhadap Iran terkuak, Senin (30/1) setelah sebuah pesawat mata-mata tanpa awak (drone) berteknologi tinggi jatuh.
Drone, Heron TP, jatuh menukik ke tanah dalam tes rahasia untuk menyiapkan 'kemungkinan' sebuah serangan. Beberapa sumber mengungkap pengendali jauh pesawat tersebut--dilabeli penggempur Iran--menghadapi masalah setelah dipasangkan dengan kit navigasi terbaru.
Pesawat itu adalah drone paling canggih Israel dan bagian dari skuadron elit tanpa awak yang dijadwalkan beroperasi dalam beberapa pekan mendatang. Namun insiden itu menunda peluncuran proyek mereka. Saat ini pakar militer tengah menyelidiki penyebab jatuhnya pesawaat tersebut.
Sumber keamanan di Yerusalem berkata, "Insiden itu tentu menjadi hantaman bagi Angkatan Udara Israel, yang tentu saja memiliki perang utama dalam rencana serangan militer apa pun terhadap Iran--bila saja sanksi saat ini tidak akan berhasil menghentikan upaya negara itu mengembangkan senjata nuklirnya,"
"Heron adalah drown yang dikenal luas dapat mencapai Iran dengan mudah, yang diharapkan dapat tetap tak terlihat ketika melakukan operasi dan kembali ke Israel dengan selamat untuk pengisian bahan bakar."
Pesawat yang memungkinkan Tel Aviv meluncurkan serangan tanpa mempertaruhkan nyawa pilot AU-nya jatuh di dekat pangkalan udara Tel Nof dekat Tel Aviv. Israel dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan penggunaan pesawat mata-mata itu di Lebanon, perbatasan Mesir dan Jalur Gaza.
Heron cukup berbahaya, sebagai drone mata-mata, sifatnya tak terdeteksi, mampu menyusup namun juga memiliki kapasitas angkut ekstra hingga 1000 pound atau 500 kg. Sehingga pesawat itu persisnya dapat membawa dua bom yang bisa menghancurkan fasilitas nuklir iran atau para ilmuwan yang tengah mengembangkan nuklir. Drone ini pun memiliki sayap serupa milik Boeing 737.
Israel diyakini telah melakukan operasi rahasia di Iran menggunakan kaum oposisi yang dilatih sebagai pembunuh untuk membunuh para ilmuwan utama nuklir.
Hingga kini lima lmuwan nuklir Iran telah tewas diduga dibunuh oleh para agen yang dilatih intelijen Israel, Mossad, yang dikenal sebagai badan intelijen terkeras dan terkejam yang pernah ada di dunia.