REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Kampanye embargo atas minyak Iran akan terus berlangsung. Setidaknya itu yang terjadi pada kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel ke Cina.
Sebab, dalam kunjungannya pada Minggu ini, Merkel tidak hanya membawa agenda dalam negerinya, melainkan mencoba merayu Cina untuk memotong kebijakan impor minyaknya dari Iran.
Hal itu disampaikan sebuah sumber pemerintah Jerman. "Ini adalah kepentingan Jerman bahwa Cina tidak menaikkan impor (dari Iran). Ini akan baik jika Cina akan mengurangi impor," kata sumber pemerintah saat konferensi pers jelang kunjungan Merkel ke Cina yang dimulai pada Rabu (2/2) besok.
Pemerintah Cina sebelumnya menolak rayuan AS terkait embargo minyak Iran. Bahkan, Cina menilai embargo minyak Iran itu bukan merupakan pendekatan konstruktif.
Beijing, konsumen minyak mentah kedua terbesar di dunia, telah lama menentang sanksi sepihak yang menargetkan sektor energi Iran dan telah mencoba untuk mengurangi ketegangan yang dapat mengancam pasokan minyak.
Uni Eropa telah memutuskan untuk melarang negara-negara Eropa membeli minyak dari Iran. Embargo minyak Iran baru akan diberlakukan pada 1 Juli.