REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Organisasi Konferensi Sains, Pendidikan, dan Kebudayaan Islam (ICESCO) mendaulat kota Najaf, Irak sebagai ibu kota kebudayaan dunia Islam pada 2012.
Keputusan ICESCO itu langsung disambut UNESCO. Selasa (31/1), UNESCO menggelar seminar bertajuk "Dimensi Geopolitik Najaf" yang mengupas kondisi masa lalu dan terkini kota tersebut.
Ketua Akademi Geopolitik di Paris, Ali Rastbin di sela-sela seminar tersebut mengatakan, jika dilihat dari perannya di tingkat internasional, posisi Najaf harus disejajarkan dengan Vatikan, Athena, dan bahkan Kairo dan Beirut. ''Karena kota ini memiliki pengaruh yang sangat penting," ujarnya seperti dikutip IRNA.
Seorang pejabat UNESCO mendukung pemilihan kota Najaf sebagai ibu kota kebudayaan dunia Islam oleh ICESCO. ''Kami akan bekerja sama dalam program tersebut," ujar pejabat UNESCO itu.
Gerard Francois Dumont, rektor Universitas Sorbonne, Prancis yang juga hadir dalam seminar tersebut mengatakan, "Kota Najaf memiliki berbagai kriteria yang sangat menarik."
Menurut dia, pada era rezim Saddam, kota Najaf telah mengalami berbagai musibah dan aksi perusakan, akan tetapi kini kota tersebut seperti terlahir kembali.