REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Intelejen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Iran sangat mungkin menyerang daratan Amerika. Menurut Direktur Badan Intelejen AS (CIA), James Clapper, indikasi serangan itu muncul setelah gagalnya rencana pembunuhan duta besar Arab Saudi untuk Amerika tahun lalu.
Clapper menyampaikan bahasan penting dalam penilaian tahunannya mengenai ancaman pada keamanan nasional Amerika kepada Komisi Intelijen Senat Selasa lalu. "Para pemimpin Iran saat ini lebih siap melakukan serangan terhadap Amerika," ujar Clapper yang dilansir dalam laman VOA, Rabu (2/1).
Pada Oktober 2011, Departemen Kehakiman Amerika menuduh dua warga Iran berkonspirasi akan membunuh duta besar Arab Saudi untuk Amerika. Clapper juga mengatakan keputusan nuklir Iran ditentukan oleh pendekatan untung rugi yang hanya bisa dipengaruhi oleh diplomasi.
Penilaian itu keluar selagi negara-negara Barat memperketat sanksi-sanksi terhadap Iran yang diduga telah mengembangkan senjata nuklir. Namun, Iran berkali-kali tetap menyatakan bahwa program nuklir yang dikembangkannya untuk tujuan damai.
Baru-baru ini, Amerika juga mencantumkan dalam daftar peningkatan ancaman keamanan bagi negara-negara proliferasi nuklir, seperti Russia dan Tiongkok. Dan memasukkan senjata biologi dan kimia sebagai ancaman keamanan utama. Termasuk menyebutkan bahwa Al-Qaida tetap menjadi ancaman, meskipun ada penurunan aktivitas setelah kematian beberapa pemimpinnya termasuk Osama bin Laden.