REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Penolakan terhadap kebijakan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa yang mengembargo minyak Iran terus bermunculan. Kali ini, Sri Lanka menyatakan keberatan untuk mengikuti ambisi negeri Paman Sam itu.
Presiden Sri Lanka, Mahinda Rajapakse, mengatakan, sanksi embargo minyak Iran itu akan menghancurkan Sri Lanka yang mengimpor semua kebutuhan minyaknya. Saat ini, Sri Lanka mengimpor hampir 93 persen kebutuhan minyaknya dari Iran.
Jika Sri Lanka menghentikan impor minyak dari Iran, maka 20 juta penduduk negeri itu akan menderita. Keberatan Sri Lanka itu diungkapkan Presiden Mahinda menjelang kedatangan pejabat AS ke negara itu pekan ini. AS telah menekan negara-negara lain untuk ikut mengembargo minyak Iran.
''Mereka (Barat) tak sedang menghukum Iran, tapi kami negara-negara kecil,'' ungkap Mahinda. negara-negara seperti India dan Cina telah menolak keputusan sepihak AS itu.