REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ruang rapat badan anggaran (banggar) yang menelan biaya hingga Rp 20,3 miliar rupiah diisukan pada awalnya akan menggunakan alat anti sadap.
''Permintaan alat anti sadap itu bukan untuk menyadap dari luar. Tapi jangan ada komunikasi yang terjadi dari dalam,'' kata Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/2).
Alat itu, katanya, untuk membuat anggota banggar berkonsentrasi penuh dalam membahas agenda rapat. ''Itu sebenarnya alat jammer. Supaya orang tidak bisa ber-BB ria, ber-SMS dan sebagainya,'' tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR Muhammad Prakosa mengakui adanya usulan pemasangan alat anti sadap untuk ruang banggar. Menurutnya, usulan itu datang dari Kepala Biro Pemeliharaan Pembangunan dan Instalasi Setjen DPR, Soemirat dan konsultan perencana proyek PT Gubah Laras
Karenanya, diakui kalau semula usulan ruang banggar mencapai Rp 24 miliar. Namun, dengan dihilangkannya alat tersebut, anggarannya turun jadi Rp 20,3 miliar.