REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Kepala dewan militer berkuasa Mesir, Mohamed Hussein Tantawi, dalam sambungan telepon di saluran TV Mesir pada Kamis (2/2)bertekad melacak dalang kekerasan sepak bola. Dalam insiden tersebut lebih dari 70 orang meninggal di Port Said.
"Peristiwa semacam ini bisa terjadi di mana saja di dunia, tapi kami tidak akan melepaskan pelakunya," kata Hussein Tantawi kepada stasiun televisi olahraga milik Al Ahli, tim sepak bola yang bertanding. Hussein mengatakan korban akan mendapatkan kompensasi setelah menjalani pemeriksaan.
"Kami akan melewati tahap ini. Mesir akan stabil. Kami memiliki peta untuk mengalihkan kekuasaan kepada pemimpin terpilih. Jika ada yang merencanakan keguncangan di Mesir, mereka tidak akan berhasil. Semua orang akan mendapat balasan terhadap yang mereka lakukan," tambahnya. Ia menegaskan pula bahwa penanggungjawab pertandingan itu adalah kepolisian.
Sejumlah 73 orang dan sedikit-dikitnya 1.000 lagi cedera pada Rabu ketika pendukung sepak bola dari kelompok berbeda terlibat dalam perkelahian di stadion kota Port Said, Mesir. Kekerasan tersebut terjadi seusai pertandingan antara Al Ahli dengan Al Masry, yang berlangsung sengit.
l Masry berhasil mengalahkan Al Ahli dengan angka 3-1. Saksi mengatakan perkelahian mulai terjadi setelah pendukung Al Ahli membentangkan spanduk mengejek Port Said dan seorang penonton turun ke lapangan membawa sebatang besi pada akhir pertandingan.
Pendukung Al Masry beraksi dengan turun ke lapangan juga. Mereka meneyerang pemain Al Ahli. Pendukung Al Ahli memainkan peran menonjol dalam revolusi Mesir pada tahun lal