Kamis 02 Feb 2012 19:15 WIB

Aset Bank Century Tersebar di 14 Negara

Rep: Esthi Maharani/ Red: Dewi Mardiani
Massa dari Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera), menggelar aksi unjukrasa di depan Gedung KPK, Jakarta. Mereka menuntut agar KPK segera menuntaskan skandal kasus Bank Century yang diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Massa dari Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera), menggelar aksi unjukrasa di depan Gedung KPK, Jakarta. Mereka menuntut agar KPK segera menuntaskan skandal kasus Bank Century yang diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) untuk pengembalikan aset negara terkait kasus Bank Century di luar negeri. Saat ini, aset negara dalam kasus Bank Century tersebar di 14 negara.

Berdasarkan Perpres Nomor 9 Tahun 2012, salah satu kementerian yang ditunjuk untuk menangani kasus bank Century, yakni Kementerian Keuangan. Menkeu, Agus Martowardojo, mengatakan, "Ada di 14 negara. Tindak lanjutnya dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM. Nanti yang bisa sampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah dari Menteri Hukum dan HAM (Menkumham),” katanya, Kamis (2/2).

Kemenkeu, Kemenkumham, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), dan Kejaksaan Agung (Kejakgung) ditugasi untuk memburu aset tersebut. Ketiga pihak itulah yang diberikan wewenang menangani pengembalian aset hasil tindak pidana kasus Bank Century, utamanya aset yang berada di luar negeri.

Dalam Perpres tersebut ditunjuk pula Wakil Presiden sebagai koordinator pengembalian aset Bank Century. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Wakil Presiden Boediono ditunjuk untuk memberikan arahan dan melakukan pengawasan kepada ketiga menteri tersebut dan Jaksa Agung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement