REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden FIFA Sepp Blatter mengakuketerkejut mendengar berita insiden Port Said.
"Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi sepakbola, situasi yang tidak terbayangkan dan tidak seharusnya terjadi," ujar Blatter dari laman FIFA
Sebanyak 74 orang dan sedikitnya 1.000 orang mengalami cedera pada Rabu ketika para pendukung sepak bola dari kelompok berbeda terlibat dalam perkelahian di stadion kota Port Said, Mesir.
Kerusuhan pecah saat berlangsung pertandingan antara kesebelasan Al Ahly melawan Al Masri. Karea kerusuhan itu, sebanyak 47 orang telah ditahan.Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim mengatakan kepada televisi negara bahwa pencarian terhadap para tersangka terkait dengan insiden di Port Said terus dilakukan.
Mantan pemain Al-Ahly Hani Seddik yakin kekerasan itu telah direncanakan. Sedik berkomentar insiden Port Said merupakan kesedihan bukan hanya untuk dunia sepakbola tetapi juga Orang Mesir, "Menurut saya insiden tersebut seperti sesorang berencana melakukannya sebelum pertandingan dimulai," ujarnya.
Akibat insiden tersebut, sejumlah petinggi di negeri piramida ini turun tangan. Dari laman footbal 360, Kamis (2/1) Kementrian Kesehatan memberikan data korban tewas mencapai 74 orang termasuk satu polisi. "Sebagian besar korban tewas dalam kerusuhan," ujar Mentri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim. Sementara kementrian dalam negeri mencatat jumlah korban terluka sebanyak 248 orang.
Kementrian dalam negeri Mesir juga telah mengumumkan sebanyak 47 orang ditangkap. Polisi setempat juga memerintahkan jaksa penuntut umum untuk melakukan penyelidikan kepada tersangka kekerasan.
Sementara itu, penguasa militer Mesir Marsekal Hussein Tantawi mengklaim telah mengirimkan dua pesawat militer ke Port Said saat menerima laporan insiden dari televisi. Tantawi menakankan keamanan negara berada dalam keadaan baik berdasarkan situasi yang ditemuinya saat menjemput pemain dan penonton sepakbola yang terluka di bandara di Timur Kairo.