REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah pesan singkat menyebar di ponsel para wartawan yang meliput di kantor PSSI. Pesan yang berisikan jadwal konferensi pers dari Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus, soal pengumuman peserta Indonesia Premier League (IPL) musim 2011/2012 yang diagendakan digelar Oktober 2011, tepat pukul 17.00 WIB.
Jarum jam saat itu telah menunjukkan angka lima. Tapi, si empunya acaranya yang menyebar janji itu tidak kunjung datang. Walhasil, ruang konferensi hanya dipadati oleh awak media dengan kertas catatan mereka yang kosong tak terisi.
Di muka ruangan, terhampar meja panjang yang tidak berpenghuni. Hanya sebuah microphone bisu yang tergeletak.
Si empunya acara akhirnya baru hadir selang 50 menit dari janji yang disampaikan. Kendati datang ngaret, dia tetap “professional” menjalankan tugasnya yakni mengumumkan klub yang dia nilai profesional pula.
Didampingi beberapa staf pengurus PSSI, permohonan maaf sempat dihaturkan. “Mohon maaf atas keterlambatannya. Ini berhubung traffic (macet) di jalan,” ungkap sang moderator acara menjelaskan alasan keterlambatan Sihar Sitorus.
Walau begitu, tidak ada penjelasan mengenai alasan penundaan acara yang telah dijanjikan untuk digelar sehari sebelumnya. Sihar Sitorus yang kehadirannya sangat ditunggu-tunggu petang itu akhirnya mengambil alih jalannya acara.
“Liga super musim mendatang akan diikuti oleh 24 tim,” kata Sihar yang kontan direspon dengan kesibukan wartawan dalam menggoreskan pena di kertas. “Tim yang bergabung di IPL telah melalui syarat ikut kompetisi profesional versi AFC,” ujarnya.
Promosi Gratis
Seperti dikemukakan Sihar sebulan sebelum acara konferensi pers, syarat kompetisi PSSI wajib mengikuti standar profesionalisme versi AFC yang mengacu soal stadion, finansial, hingga pemain. Bahkan untuk membantu klub memperoleh standar profesional, Sihar dan pengurus PSSI lain sempat mengundang seluruh klub Indonesia untuk hadiri workshop yang juga dihadiri oleh pengurus teras konfederasi sepak bola Asia (AFC).
Segala acara itu akhirnya menghasilkan keputusan soal 18 tim yang akhirnya lolos ke IPL. Namun, jumlah itu ditambah titah PSSI yang memberi tiket promosi gratis bagi enam klub: Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Bontang FC, dan PSMS Medan! Jumlah klub ini pun akhirnya menciut jadi 12 tim menyusul pengunduran diri sejumlah klub yang masih setia pada ISL.
Segala latarbelakang itu masih membuiat Sihar percaya diri ketika memulai sesi tanya jawab dengan para wartawan. “Keputusan ini sudah final dari PSSI dan telah melalui proses rapat komite eksekutif PSSI,” ujarnya menjawab wartawan pertanyaan soal kepastian putusan PSSI.
Segala pertanyaan yang masih berkecamuk di kepala wartawan terpaksa diakhiri setelah Sihar menutup forum itu. “Terima kasih atas kehadirannya dan selamat sore,” ujar Sihar yang langsung beranjak menuju pintu keluar. Pertanyaan wartawan seputar enam klub yang mendapat “hadiah” promosi gratis jadi tak terjawab hingga kini dalam sebuah forum resmi.
Atas Nama Profesionalisme
Kendati tidak menjelaskan secara gamblang soal tiket promosi keenam tim itu, namun di sejumlah kesempatan, Sihar pernah berujar bahwa faktor sejarah dan pertimbangan sponsor sebagai latar belakang tiket promosi gratis. Alasan yang belum pernah digunakan oleh pengurus Liga Sepak Bola dunia yang menggunakan embel-embel “profesional”.
Dia juga berkilah bahwa enam klub ini memiliki penilaian tinggi dalam verifikasi profesionalisme versi PSSI.
“Katanya mau profesional pakai melewati sejumlah verifikasi. Tapi, timnya kok main asal tunjuk berdasarkan pesanan sponsor dan sejarah. Profesional kok waktu kompetisinya tidak jelas. Apa yang profesional?” begitu komentar mantan Bendahara PSSI, Irawadfi Hanafi, mengkritik putusan Sihar Sitorus cs.
Pertanyaan besar bagi PSSI. Karena, setelah liga IPL bergulir, sejumlah gejala klasik sepak bola nasional justru menjangkiti si kompetisi profesional. Terlambat gaji, stadion yang harus mengungsi, dan kualitas wasit pun dipertanyakan.
Inikah hasil verifikasi klub profesional yang digelar PSSI dan jadi alasan enam tiket promosi cuma-cuma? Tentu hanya Sihar Sitorus cs lah yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Terlepas dari segala pertanyaan itu, profesionalisme PSSI sejatinya bisa diukur dengan cara paling sederhana. Hanya perlu datang di acara dengan tepat janji, barulah "berkoar" soal kompetisi sesuai statuta PSSI.