Jumat 03 Feb 2012 16:34 WIB

Hujjatul Islam: Ibnu Taimiyah, Sang Mujaddid Teguh Pendirian (4-habis)

Ibnu Taimiyah (ilustrasi).
Foto: Wikipedia
Ibnu Taimiyah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Namun, kenyataan ini menjadikan musuh-musuhnya dari kalangan  ahlul bid`ah semakin dengki dan marah. Maka mereka terus berupaya agar penguasa memindahkan Ibnu Taimiyah dari satu penjara ke penjara yang lain. Tetapi ini pun  menjadikannya semakin terkenal.

Pada akhirnya, mereka menuntut kepada pemerintah agar ia dibunuh. Namun, pemerintah tidak mendengar tuntutan  mereka. Pemerintah hanya mengeluarkan surat keputusan untuk merampas semua peralatan tulis, tinta dan kertas-kertas dari tangan Ibnu Taimiyah.

Walau demikian, Ibnu Taimiyah berusaha menulis di tempat-tempat yang memungkinkan dengan  arang. Ia menulis surat-surat dan buku-buku dengan arang kepada sahabat dan murid-muridnya. Semua itu menunjukkan betapa hebatnya tantangan yang dihadapi, sampai kebebasan berpikir dan menulis pun dibatasi. Ini sekaligus menunjukkan betapa sabar dan tabahnya seorang Ibnu Taimiyah.

Ibnu Taimiyah wafatnya di dalam penjara Qal`ah, Damaskus, disaksikan oleh salah seorang muridnya yang menonjol, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. Ia berada di penjara ini selama dua tahun tiga bulan dan beberapa hari, dan mengalami sakit 20 hari lebih.

Selama dipenjara, ia selalu beribadah, berdzikir, shalat tahajud dan membaca Alquran. Dikisahkan, setiap harinya, Ibnu Taimiyah membaca tiga juz. Selama itu pula, ia sempat menghatamkan Alquran 80 atau 81kali. Yang mengagumkan, selama berada dalam penjara, Ibnu Taimiyah tidak pernah mau menerima pemberian apa pun dari penguasa.

Jenazahnya dishalatkan di Masjid Jami` Bani Umayyah sesudah shalat Dzuhur. Seluruh penduduk Damaskus (yang mampu) hadir untuk menshalatkan jenazahnya, termasuk para umara`, ulama, tentara dan sebagainya, Sehingga Kota Damaskus libur total hari itu. Bahkan hampir seluruh warga kota, baik yang tua, muda, laki, perempuan, dan anak-anak keluar untuk menghormati kepergiannya.

Seorang saksi mata pernah berkata tentang pemakama Ibnu Taimiyah, "Menurut yang aku ketahui, tidak ada seorang pun yang ketinggalan, kecuali tiga orang musuh utamanya. Ketiga orang ini pergi menyembunyikan diri karena takut dikeroyok masa."

Bahkan menurut ahli sejarah, belum pernah terjadi jenazah yang dishalatkan serta  dihormati oleh orang sebanyak itu melainkan Ibnu Taimiyah dan Imam Ahmad  bin Hambal.

Ibnu Taimiyah wafat pada tanggal 20 Dzulhijjah 728 H, dan dikuburkan pada waktu menjelang Ashar di samping kuburan saudaranya, Syekh Jamal Al-Islam Syarafuddin.

sumber : Berbagai sumber
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement