REPUBLIKA.CO.ID, Pasukan militer Filipina terlibat baku tembak dengan kelompok militan Muslim Filipina, Jumat (3/2). Pertempuran terjadi ketika militer Filipina bergerak mendekati sebuah desa kecil di Pulau Jolo.
Kedatangan mereka untuk mengambil jenazah militan yang tewas dalam serangan udara, Kamis (2/2) kemarin. "Kawasan belum aman," ujar juru bicara miiter setempat, Letnan Kolonel Randolp Cabangbang seperti dilansir AFP.
Sementara itu juru bicara angkatan bersenjata Filipina, Kolonel Amufo Burgos mengatakan, serangan udara militer Filipina pada Kamis kemarin dimaksudkan untuk memburu para petinggi organisasi Jamaah Islamiyah dan anggota Alqaidah jaringan Abu Sayyaf.
Ketika serangan udara berlangsung ada sedikitnya 30 militan yang berdiam di kawasan tersebut. Sedikitnya 15 militan tewas dalam serangan yang didukung penuh Amerika Serikat ini. "Ada setidaknya 30 militan yang berdiam di sana ketika serangan udara berlangsung," ujar Amufo.
Militer mengugkapkan di antara mereka yang tewas adalah Zulkifli bin Abdu Hir alias Marwan, buron teroris asal Malaysia yang kepalanya dihargai 5 juta dolar AS. Selain Zulkifli, yang juga dikabarkan tewas adalah Muhammad Ali, alias Muawiyah, warga Singapura yang merupakan salah satu pemimpin Jaringan Islamiyah.
Menurut catatan Departemen Luar Negeri AS, Muawiyah telah bersembunyi di kawasan Filipina Selatan sejak 2003. Di samping keduanya, salah satu petinggi Abu Sayyaf, Abu Pula atau biasa dikenal dokter Abu alias Umbra Jumdail juga dilaporkan tewas.
"Tewasnya ketiga pemimpin militan tersebut akan mengurangi serangan teroris di Filipina," kata Amufo. Sebagai informasi, sejak tahun 2002, 600 pasukan AS telah melatih pasukan militer Philipina tentang cara memerangi militan Islam.