REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Sabtu (4/1) besok, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ulama Lebanon mengharapkan hari kelahiran Nabi jangan hanya sebatas perayaan saja, namun merupakan momentum bagi umat Islam untuk tetap menjalankan ajaran Rasululullah SAW.
Dewan Islam Lebanon, Syekh Mohammad Anis Arwadi, mengatakan kelahiran Nabi SAW membawa perubahan signifikan bagi manusia dalam beragama dan berkehidupan sosial.
"Terlepas dari perbedaan dalam menyikapi perayaan Nabi, umat Islam harus fokus usaha mengimplementasikan ajaran-ajaran Nabi," kata dia seperti dikutip thedailystar.com, Jum'at (3/1).
Ulama Lebanon, Syekh Mustafa Al-Jaafari, menilai perayaan kelahiran Nabi Muhammad adalah kesempatan untuk mengingat ajaran-ajarannya. "Peristiwa kelahiran Nabi adalah penting bagi masyarakat. Kita perlu memerhatikan apa yang disampaikan Nabi Muhammad untuk hidup kita," katanya.
Jaafari menambahkan dengan perayaan ini, umat Islam tak lupa harus mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah berupa kedatangan teladan umat manusia. "Sayang, saya belum pernah merayakan kelahiran beliau lantaran situasi keamanan negara memburuk," katanya.
Seperti Indonesia, Lebanon menetapkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai hari libur nasional. Meski demikian, ada perbedaan pandangan soal perayaan ini. Sebagian masyarakat Lebanon memiliki pandangan bahwa hari besar Islam hanya ada dua yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, sebagian lainnya, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan hari besar Islam.
Bagi warga Lebanon yang merayakan hari kelahiran Rasululullah SAW, biasanya menyajikan makanan khas seperti raha, sejenis jelly yang dilapisi kacang dan berkuah air mawar. Coklat, permen juga camilan yang dihidangkan dalam acara perayaan. Dalam beberapa tahun terakhir, warga Lebanon juga bertukar hadiah.