REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Irak mengumumkan penundaan proyek pembangunan kota suci Najaf sebagai pusat kebudayaan Islam. Pengumuman ini menyusul peringatan yang disampaikan juru bicara Ayatollah Bashir al-Najafi, ulama Syiah terkemuka, tentang masih merebaknya korupsi keuangan dan administrasi di Irak. "Najaf memiliki posisi tertinggi. Diperlukan upaya (pembangunan) yang setia dan harus murni dari korupsi," ujar juru bicara Ali al-Bashir.
Dia mengatakan proyek Najaf akan ditunda hingga segala persiapan benar-benar matang. Otoritas tertinggi Syiah juga menyatakan tidak akan menerima pihak luar berpartispasi dalam proyek pembangunan Najaf.
Juru bicara pemerintah Ali al-Dabbagh mengatakan, proyek Najaf tengah mengalami kesulitan. "Persiapannya tidak cukup dan tidak siap," kata Dabbagh. Dia pun menambahkan, "kami tidak menyangkal menghadapi beberapa kesulitan dan masalah."
Para pejabat mengatakan pada akhir September 2011 telah menarik diri dari proyek pembangunan kota Syiah tersebut sebagai pusat kebudayaan Islam bagi dunia Arab. Para pejabat mengatakan, proyek pembangunan Najaf yang menelan anggaran setengah miliar dolar terlalu terburu-buru. Seperti diketahui Najaf hancur oleh serangan brutal militer Amerika Serikat pada 2003.