Ahad 05 Feb 2012 10:15 WIB

BPPT Miliki Pesawat Intai Seberat 6 Kg

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Didi Purwadi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Foto: Antara
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengaku sedang mengembangkan berbagai varian pesawat udara nir awak (PUNA). Kepala Program PUNA BPPT, Joko Purwono, mengatakan BPPT terkendala komitmen dukungan pemerintah dalam mengembangkan pesawat intai tanpa awak alias unmanned aerial vehicle (UAV).

Kurangnya dukungan komitmen pemerintah ini dibuktikan dengan rencana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli satu skuadron pesawat UAV buatan Israel Aerospace Industries (IAI). Padahal, BPPT juga mengembangkan varian pesawat intai tanpa awak tersebut.

Selain tiga PUNA yakni jenis Wulung, Gagak, dan Pelatuk, BPPT juga mengembangkan jenis pesawat intai mini bernama Alap-alap dan Sriti. Menurut Joko, pesawat intai Sriti sangat ringan dan efektif digunakan untuk misi operasi terbatas.

Pesawat BPPT04-A Sriti memiliki berat kosong hanya 6 kg. Saat di udara, Sriti bergerak autonomus sesuai titik-titik yang telah ditentukan di komputer. Sriti cocok digunakan untuk pengamatan daerah bencana. "Pesawat PUNA ini akan diproduksi PT Dirgantara Indonesia," kata Joko.

Berikut spesifikasinya:

BPPT05-A Alap-alap (Double Boom)

Bentang sayap: 3,51 meter

Konfigurasi: inverted v-tail high wing

Berat kosong: 8,5 kg

Berat payload: 2,5 kg

Berat maksimum take off: 18 kg

Kecepatan jelajah: 55 kts

Lama jangkauan terbang: 5 jam

Jangkauan terbang: 140 km

Tinggi terbang maksimum: 7.000 feet

Pesawat ini memiliki target beroperasi memantau aktivitas pencurian kayu hutan maupun di lautan terkait pencurian ikan di perbatasan. Karena, pesawat ini diberi kamera pengintai yang cukup tajam merekam kegiatan di area yang diamati.

BPPT04-A Sriti

Bentang saya: 2,988 meter

Konfigurasi: flying wing

Berat kosong: 6 kg

Berat payload: 2 kg

Berat maksimum take off: 8,5 kg

Kecepatan jelajah: 30 kts

Lama terbang: 1 jam

Jangkauan terbang: 5 nautical mile

Tinggi terbang: 3.000 feet

Sriti berbahan bakar metanol seperti yang dipakai di pesawat aeromodelling. Jarak pengendalian maksimum Sriti dari ruang kontrol adalah 45 kilometer. Pengendalian pesawat menggunakan ground control station (GCS). GCS terdiri dari remote control yang digunakan saat lepas landas dan mendarat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement