REPUBLIKA.CO.ID,Probolinggo--Zainul Arifin, mahasiswa Institut Agama Islam Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, yang tewas karena cuaca dingin saat mendaki Gunung Argopuro, Minggu siang berhasil evakuasi, sedangkan 13 temannya yang selamat masih diistirahatkan.
"Tadi korban digotong oleh sejumlah relawan dari atas menuju ke Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang. Setelah itu dibawa dengan ambulans untuk diotopsi di rumah sakit di Besuki," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Zainul Arifin saat dihubungi ANTARA.
Korban meninggal diduga karena sesak nafas saat cuaca sangat dingin di Gunung Argopuro, Sabtu (4/2). Ia bersama dengan 15 mahasiswa lainnya melakukan pendakian ke Argopuro sejak 1 Februari lalu. Sebanyak dua mahasiswa yang masih sehat berhasil turun terlebih dahulu ke daerah Sumbermalang untuk meminta pertolongan.
Kepala BPBD menjelaskan, setelah dilakukan otopsi, jenazah korban langsung dibawa pulang ke rumah duka di Asembagus, Situbondo. Sementara 13 mahasiswa lainnya yang sempat terjebak cuaca dingin, kini diistirahatkan dengan diberi makan dan perawatan sebelum dievakuasi.
"Mereka dipulihkan dulu kesehatannya sebelum dibawa turun ke Baderan. Mereka harus pulih kesehatannya karena kendaraan untuk mengangkut mereka hanya bisa naik ke kawasan Baderan. Jadi mereka harus berjalan kaki, tapi didampingi oleh sejumlah anggota tim SAR dan relawan," katanya.
Zainul menjelaskan bahwa tim yang bergerak untuk mengevakuasi para mahasiswa itu terdiri atas personel BPBD Situbondo dua orang, SAR enam orang, BKSDA dua orang, pecinta alam enam orang, Brigade Penolong dari Pramuka empat orang serta sejumlah masyarakat di Kecamatan Sumbermalang.
"Kami belum tahu sampai kapan ke-13 mahasiswa itu sudah dianggap kuat untuk meneruskan perjalanan turun. Cuma kondisi mereka sudah tidak mengkhawatirkan karena sudah mendapatkan pendampingan, termasuk dari tim medis," katanya.
Menurut Zainul, tim SAR dan personel BPBD bergerak ke pegunungan Argopuro, Sabtu (4/2) malam sekitar pukul 23.00 WIB kemudian disusul tim berikutnya pada Minggu dinihari, dan baru berhasil mengevakuasi korban pada siang hari.