Senin 06 Feb 2012 14:20 WIB

Via Bikini dan Burka, Politisi Belgia Usung Kampanye Anti-Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Politisi Belgia melakukan aksi provokasi terhadap komunitas Muslim setelah melakukan kampanye yang menampilkan putrinya mengenakan bikini dan burka. Dalam kampanyenya itu, politisi partai Vlaams Belang yang diketahui bernama Filip Dewinter itu mengusung tema kampanye bertajuk 'Perempuan Melawan Islamisasi'.

Tampak dalam kampanye itu, putrinya menggunakan burka guna menutupi kepala dan wajahnya. Sementara, guna menutupi bagian tubuhnya yang lain hanya dengan mengenakan bikini. Pada bagian dada perempuan itu, tertulis 'Kebebasan atau Islam'. Di bagian belakang tubuh perempuan itu terdapat tulisan berbunyi 'Anda memilih'.

Kepada para wartawan Belgia, Dewinter mengatakan kampanye yang dilakukannya merupakan kebijakan partainya Vlaam Belang yang mengharapkan perempuan untuk mengambil sikap terhadap Islam. "Saya telah mengusulkan untuk membuat poster sendiri. Saya telah belajar untuk hidup dengan itu meski saya selalu mendapatkan ancaman pembunuhan," kata dia seperti dikutip dailymail.co.uk, Senin (6/2).

Meski mengklaim kampanye itu adalah kebijakan partai, Dewinter tetap mengganggap kampaye yang dilakukan cocok dengan isu yang berkembang di Belgia. Sebagai perempuan, kata dia, mereka harus memilih kebebasan atau Islam. Anak Dewinter menilai perempuan selalu menjadi korban ajaran Islam. "Kami ingin perjelas bahwa mereka memiliki pilihan," kata dia.

Vlaams Belang merupakan partai sayap kanan Belgia. Melalui partai inilah, Belgia menerapkan larangan Burka menyusul Perancis yang lebih dulu menerapkan kebijakan itu. Dalam kebijakan itu, setiap Muslim yang mengenakan niqab dan burqa akan dikenai denda € 137,50 ($ 195) serta hukuman kurungan penjara selama tujuh hari.

Sejauh ini, pihak komunitas Muslim belum memberikan komentar soal kampanye Dewinter. Yang pasti, kampanye itu akan memicu protes keras komunitas Muslim. Apalagi, dalam kampanye itu terdapat hal yang melecehkan komunitas Muslim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement