REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) mengalokasikan anggaran insentif untuk penelitian dan beasiswa senilai Rp 4,2 triliun.
"Dana tersebut bisa diakses para pegawai di tujuh Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), misalnya pegawai Lapan yang ingin melanjutkan kuliah S2 maupun S3," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, Lapan membutuhkan ahli-ahli penerbangan, maka Kemristek menyediakan beasiswa untuk kebutuhan tersebut. "Ke depan kami juga akan meningkatkan berbagai riset, agar alokasi anggaran insentif bisa ditambah. Kami secara pelan-pelan akan meningkatkan berbagai riset agar dananya meningkat sehingga banyak yang bisa dilakukan," katanya.
Ia mengatakan, fokus penelitian Kemristek tahun ini meliputi berbagai hal, di antaranya riset ketahanan pangan dengan mengembangkan padi dan sorgum. Riset ketahanan energi dengan mengembangkan energi baru terbarukan, di antaranya tenaga angin, arus laut, panas bumi, matahari, dan nuklir.
"Pengembangan energi baru terbarukan itu penting dilakukan, karena pada saat ini cadangan minyak di Indonesia sudah semakin menipis, bahkan sumur minyak juga sudah tua. Jika ingin menggali sumber minyak baru di tengah laut membutuhkan teknologi tinggi dan biayanya mahal," ungkapnya.
Selain itu, juga dikembangkan riset di bidang kesehatan dan obat-obatan dengan menciptakan isotop yang dapat mendeteksi kanker secara dini.