Senin 06 Feb 2012 19:48 WIB

Deklarasi Doha Tetapkan Abbas Pemimpin Pemerintahan Sementara Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengacungkan surat permohonan pengakuan negara Palestina ketika berpidato pada Sidang Majelis Umum PBB ke-66 di New York, Amerika Serikat, Jumat (23/9) lalu.
Foto: AP
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengacungkan surat permohonan pengakuan negara Palestina ketika berpidato pada Sidang Majelis Umum PBB ke-66 di New York, Amerika Serikat, Jumat (23/9) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Palestina Mahmud Abbas akan memimpin pemerintahan konsenses nasional sementara untuk mempersiapkan pemilihan umum mendatang, berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani, Senin, di ibukota Qatar.

"Deklarasi Doha" ditandatangani oleh Abbas dan pimpinan Hamas, Khaled Meshaal di hadapan emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani di Doha.

Perjanjian tersebut menyatakan bahwa pemerintah baru Palestina akan terdiri dari para "teknokrat independen," dan juga akan bertanggung jawab untuk mengawasi rekonstruksi di Jalur Gaza.

Pemerintah baru akan bertanggung jawab atas penerapan "kelancaran pemilihan umum presiden dan parlemen," menurut pernyataan yang dibacakan kepada wartawan. Pernyataan itu tidak menyebutkan kapan pemilihan umum akan diselenggarakan.

Deklarasi tersebut selesai setelah pembicaraan dua hari antara Meshaal dan Abbas mengenai masalah-masalah yang muncul dari sebuah perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani oleh kedua faksi April lalu.

Sebuah pertemuan terpisah yang akan mempertemukan semua faksi Palestina lainnya akan diselenggarakan di Kairo pada 18 Februari. "Saat itulah kita akan menetapkan tanggal bagi pemilihan umum parlemen dan presiden," kata seorang pejabat Palestina kepada AFP sebelum deklarasi, Senin.

Di antara isu-isu besar lainnya yang akan diputuskan di Kairo adalah pemilihan umum untuk memilih Dewan Nasional Palestina (PNC), badan legislatif Palestina untuk Organisasi Pembebasan yang tidak termasuk Hamas, kata pejabat tersebut.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement