REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dijadikan momentum untuk meningkatkan pemahaman ajaran agama secara benar.
“Jadikan Maulid Nabi Muhammad sebagai momentum untuk meningkatkan toleransi, kebersamaan, dan meningkatkan pemahaman ajaran agama yang benar,” katanya di Istana Negara, Senin malam (6/2).
Ia meminta agar peringatan kali ini dijadikan sarana untuk menyongsong hadirnya kembali peradaban Islam yang luhur dan agung. Peradaban yang dilandasi oleh nilai-nilai Alquran dan sunah Rasulullah SAW. Peradaban Islam yang diperkaya oleh pemikiran para ulama besar dari zaman ke zaman. Peradaban yang benar-benar merupakan manifestasi dari konsep Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
“Mari kita tunjukkan kembali jati diri dan akhlak bangsa yang mulia. Mari kita redam silang pendapat yang mengedepankan ego kita masing-masing. Mari kita jauhkan iri, dengki, dan fitnah. Sebaliknya, mari kita bergandengan tangan, rukun dan bersatu,” katanya.
Tak hanya itu, Presiden Yudhoyono juga mengajak umat islam di seluruh tanah air untuk mengembangkan cara-cara yang arif dalam menjembatani perbedaan. Jangan bertindak sewenang-wenang dan mau menang sendiri. “Kita harus hormati hak-hak setiap warga negara, meskipun berbeda keyakinan, agama, ras, ataupun suku,” katanya.
Menurutnya, hingga saat ini masih banyak pihak yang salah mengerti tentang ajaran Islam. Kesalahan pengertian ini bukan hanya dari kalangan yang tidak beragama Islam, tetapi juga oleh sebagian umat Islam sendiri. Perilaku dan tindakan sebagian amat kecil umat Islam, yang nyata-nyata bertentangan dengan ajaran Islam, dan juga nyata-nyata bertentangan dengan apa yang dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW itulah, yang membuat citra Islam menjadi buruk.
“Kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan oleh sebagian umat Islam itulah, yang kemudian digeneralisasi dan bahkan disimpulkan sebagai ajaran Islam yang sesungguhnya. Padahal jelas bukan seperti itu ajaran Islam,” katanya.
Presiden pun meminta agar masyarakat Muslim membebaskan negeri dari perilaku dan tindakan menyimpang dari ajaran Islam dan menyimpang dari yang dicontohkan oleh Rasullulah SAW. Terlebih lagi Islam itu agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai universal, seperti keadilan, keadaban, kesantunan, dan toleransi. Islam menjunjung tinggi pengakuan dan penghormatan sesama warga bangsa tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, suku, serta posisi politik.
“Jauhkanlah sikap tidak toleran, tindakan kekerasan apalagi terorisme, dan berbagai perilaku yang menyimpang dan penuh kemaksiatan, agar kita bisa memutus rantai kesalahan pengertian pihak manapun terhadap keagungan nilai dan ajaran Islam yang sejati,” katanya.