REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Wakil Presiden FIFA Pangeran Ali bin Al-Hussein menyayangkan apabila Muslimah berjilbab tidak ambil bagian dari semarak sepak bola dunia.
"Ya, saya pikir kita sudah melihat. Betapa disayangkan. Kita harus memberikan kesempatan kepada siapapun untuk bermain. Yang lebih penting, kita harus menghormati budaya orang lain," kata dia seperti dikutip al-arabiya.net, Jum'at (10/2).
Ali mengatakan alasan FIFA melarang jilbab di lapangan sepak bola terlalu berlebihan. Sebab, ada solusi yang bisa ditawarkan. Semisal, kata dia, jilbab khusus.
"Anda dipersilahkan memiliki model rambut dalam berbagai rupa. Biarkan mereka bermain, mereka memiliki hak untuk berpartisipasi dalam olahraga ini," ucapnya.
Menurut Ali, larangan jilbab di lapangan sepak bola serasa ironis dengan besarnya anggaran, yakni 15 persen, untuk pengembangan sepakbola perempuan.
Sementara itu, kampanye mendukung Muslimah berjilbab terus dilakukan. Salah satunya, melalui Facebook. Lebih dari 30 ribu pemilik akun Facebook ambil bagian dalam kampanye ini. Dari kubu pemain, mereka terus melakukan kampanye melalui radio.
"Dengan 650 juta pemakai jilbab secara global, jumlah wanita Muslim bermain sepak bola tentu berjumlah sangat besar. Saya pikir pasti, pasti. Hanya memberi mereka kesempatan dan membiarkan mereka membuat pilihan mereka," pungkasnya.