REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Salah satu korban jiwa kecelakaan maut di Cisarua, Bogor, Safrudin (36 tahun) memiliki cerita duka tersendiri. Ia salah satu penumpang tewas dalam Bus Doa Ibu yang menjadi korban tabrakan dengan bus Karunia Bakti.
"Paman saya dari Jakarta mau pulang ke rumahnya di Cianjur," kata kerabat korban, Oman, Sabtu (11/2). Ia mengatakan, korban saat itu tengah mengurus keberangkatannya ke Arab Saudi untuk menyusul istrinya yang menjadi TKW di negara itu.
Safrudin tinggal bersama tiga orang anaknya. Ia bekerja serabutan. Ia lebih banyak bertumpu pada kiriman uang dari istrinya di luar negeri untuk membiayai anak-anaknya.
Pada Jumat pagi, sebelum kejadian, ia pergi ke Jakarta menuju kantor Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Beberapa jam setelah kejadian, Oman mengaku masih bisa menghubungi nomor ponsel korban. Namun, panggilannya tak pernah mendapat jawaban. "Paginya, nomor hapenya sudah tidak bisa dihubungi."
Oman mengatakan, beberapa waktu terakhir Safrudin mengaku gelisah dengan kehidupannya. Ia merasa malu karena tak kunjung mendapat pekerjaan. Safrudin ingin menyusul istrinya ke Arab Saudi. "Sejak saat itu, dia jadi sering bolak-balik ke Jakarta," ujar Oman.
Selanjutnya, Oman mengatakan akan membawa jenasah Safrudin untuk dimakamkan di kampung halamannya di Cisarua. Sementara ini, ia sedang mencoba menghubungi istri Safrudin untuk mengabarkan berita duka ini. "Bingung juga bagaimana ngomongnya."