Sabtu 11 Feb 2012 20:45 WIB

Demi Perjuangan, Tahanan Palestina Mogok Makan

Khader Adnan saat dibawa ke rumah sakit.
Foto: Ma'an
Khader Adnan saat dibawa ke rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Anggota Jihad Islami, Khader Adnan, salah seorang tahanan Israel, telah mogok makan selama 56 hari. Ia mengaku akan tetap melanjutkan aksinya demi membela harga diri dan martabatnya.

"Saya tidak puasa sia-sia," kata Adnan, dalam suratnya yang dikirimkan ke kantor berita Palestina, Ma'an, Sabtu (11/2).

Adnan mengirimkan suratnya dari Rumah Sakit Zeiv, tempat dirinya menjalani perawatan. Ia mengaku hanya minum air selama hampir dua bulan ini. Oleh sebab itu, ia kehilangan 42 kilogram berat badan.

"Saya memulai pertarungan ini dengan menyerahkan jiwa kepada Allah SWT, dan bersikeras untuk terus melawan hingga kebenaran menang atas kebatilan. Saya melakukan ini (mogok makan) untuk membela martabatku dan martabat umat-Ku, dan yakin apa yang saya lakukan ini tidak sia-sia," tulisnya.

Adnan juga mengungkapkan bagaimana perlakuan Israel saat memenjarakan dirinya, juga perlakuan Israel terhadap para tahanan Palestina yang lain. "Saya dihinakan, dipukuli, dan dilecehkan oleh interogator tanpa alasan. Saya bersumpah demi Allah, bahwa saya akan tetap melawan kebijakan penahanan administratif Israel, baik terhadap saya maupun ratusan rekan-rekan saya yang lain," kata dia.

Surat Adnan tersebut disampaikan oleh Jalal Abu Washil, seorang pengacara dari Kementerian Urusan Tahanan Palestina yang mengunjunginya di rumah sakit. Kementerian tersebut juga menyoroti sikap Adnan yang menolak untuk diperiksa oleh dokter.

"Di sini, di ranjang rumah sakit, saya dikelilingi oleh sipir penjara. Tangan saya diborgol dan kaki saya diikat ke tempat tidur. Satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah menyerahkan jiwa kepada Allah. Karena saya percaya bahwa kebenaran dan keadilan akhirnya akan menang atas tirani dan penindasan," kata Adnan.

Ia juga menegaskan bahwa perlawanan yang ia lakukan bukan untuk kepentingannya pribadi. Tapi demi ribuan tahanan yang sedang dirampas hak-hak mereka yang paling mendasar oleh Israel.

Adnan juga menyayangkan sikap dunia internasional yang selama ini menutup mata terhadap penderitaan tahanan Palestina. "Sudah saatnya masyarakat internasional dan PBB membela tahanan Palestina dan memaksa Israel untuk menghormati hak asasi manusia, dan berhenti memperlakukan tahanan seolah-olah mereka bukan manusia," tegasnya.

sumber : Ma'an
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement