Selasa 14 Feb 2012 07:34 WIB

Pemerintah Belum Tentukan Kuota Impor Garam

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Ironi negara penghasil garam yang mengimpor garam.
Foto: baltyra.com
Ironi negara penghasil garam yang mengimpor garam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah belum menentukan jumlah kuota impor impor garam. Belum cocoknya data antara Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) tentang produksi garam dan sisa garam yang masih tersedia menjadi kendala utama.

Namun, menteri KKP Sharif C Sutardjo saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (13/2) mengungkapkan sudah ada kesepakatan antar Kementerian mengenai jumlah garam yang diperlukan. Untuk garam konsumsi, Indonesia memerlukan 1,45 juta ton. Sedangkan, garam industri diperlukan 1,8 juta ton.

Sharif mengungkapkan untuk mencukupi kebutuhan garam masih akan mengandalkan program pugar. Ia mengungkapkan tahun lalu dengan program yang sama, pugar sudah cukup berhasil memproduksi 60-72 ton per hektar.

Dengan bermacam upaya, ia berharap, bisa meningkatkan kapasitas produksi menjadi 80 ton per hektare. Luasan lahan tambak garam yang mencapai 16 hektare, ia meyakini produksi garam bisa terus digenjot.

Dirjen kelautan, pesisir dan pulau-pulau pesisir, Sudirman Saad mengungkapkan pekan ini masih akan dilakukan rapat dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan langkah apa saja yang akan diambil di tahun 2012. "Kalau impor garam, saya no comment yang penting KKP berkonsentrasi untuk menggenjot produksi garam," ujar dia.

Belum adanya data persediaan garam yang komprehensif membuat langkah untuk impor garam belum bisa diambil saat ini. Menurut dia, pertemuan yang akan diadakan pekan ini akan membahas mengenai persamaan persepsi antar kementrian untuk menentukan jumlah produksi garam dalam negeri dan jumlah persediaan garam yang masih ada.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement