REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan kini membuat pesawat mata-mata sendiri. Kepala Angkatan Udara Pakistan Marsekal Udara Rao Qamar Sulema, Senin (13/2), mengatakan negaranya akan segera bisa menyiapkan pesawat tanpa pilot itu dilengkapi dengan teknologi rudal.
Ia mengatakan, Pakistan kini sedang membuat pesawat udara tak berawak (UAV drone) di Kompleks Kedirgantaraan Pakistan di Kota Kamra dekat Islamabad, kata TV Geo. Ia mengajak wartawan berkeliling di Pangkalan Shehbaz, di provinsi selatan Sindh, Pakistan.
Pangkalan udara itu yang awalnya digunakan Amerika Serikat (AS), kini di bawah kendali penuh Angkatan Udara Pakistan. Pemimpin Angkatan Udara mengatakan bahwa 14 unit F-16 bekas diberikan kepada Pakistan oleh AS secara gratis, sementara 18 unit lainnya telah dibeli.
Panglima Militer Jenderal Ashfaq Parvez Kayani mengatakan bahwa parlemen berhak untuk memutuskan dimulainya kembali pasokan NATO. Keputusan akhir tentang apakah pasokan untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan diizinkan melewati Pakistan bagi pasukan di Afghanistan, kata dia, seperti diberitakan Xinhua dan Antara, Selasa (14/2), akan dilakukan oleh Komite Keamanan Nasional Parlemen.
Dikatakannya pula, Pakistan dan AS bekerja sama untuk operasi pertahanan tersebut. Berbicara tentang Dana Dukungan Koalisi, yang dibentuk oleh Kongres AS setelah 11 September 2001, adalah untuk mengganti biaya atas sejumlah serangan sekutu dalam mendukung perang yang dipimpin AS terhadap kelompok garis keras. Jenderal Kayani mengatakan bahwa Pakistan belum menerima 1,5 miliar dolar AS dari negara 'Paman Sam' itu.