REPUBLIKA.CO.ID, GARUT---Dua korban luka-luka penumpang bus Karunia Bakti yang mengalami kecelakaan di Puncak, Bogor, pekan lalu menuntut segala biaya perawatan medis ditanggung pihak perusahaan bus maupun Jasa Raharja. "Saya berharap pertanggungjawaban perusahaan dan asuransi untuk pembayaran biaya pengobatan di Rumah Sakit Garut," kata Dadah (58 tahun), korban luka-luka yang sedang menjalani perawatan medis di RSUD Garut.
Sebelumnya, warga Kampung Salamnunggal, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ini bersama adik kandungnya Dedah (43), korban tewas, bersama cucunya Rafka Adrian berusia 1 tahun, korban selamat, menumpang bus Karunia Bakti menuju Bogor untuk menengok anggota keluarga yang sakit.
Ketika tabrakan terjadi, Dadah bersama Rafka sempat terlempar dalam bus hingga mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya, selanjutnya mendapatkan perawatan medis di rumah sakit Bogor. Sementara Dedah dikabarkan tewas dengan kondisi luka-luka di sekujur tubuhnya.
Dua korban selamat, Dadah dan Rafka, setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Bogor akhirnya dipulangkan ke Garut. Namun karena kondisi kesehatannya belum pulih secara maksimal Dadah terpaksa harus menjalani perawatan medis di RSUD Garut.
Sementara Rafka yang mengalami luka memar di bagian kedua kaki dan kepala hanya mendapatkan rawat jalan di RSUD Garut, karena belum dipastikan sembuh total oleh dokter. "Yang menjadi harapan kami sekarang adanya perhatian untuk biaya perawatan di rumah sakit Garut," kata Dadah.
Sementara itu tunjangan sebesar Rp 25 juta yang diberikan kepada ahli waris keluarga korban tewas, Dedah, sudah diterima dari Jasa Raharja.