REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang anggota parlemen Iran menggambarkan keputusan Republik Islam untuk menghentikan ekspor minyak ke beberapa negara Eropa sebagai bentuk hukuman, yang akan menciptakan masalah bagi kilang minyak di benua itu.
"Setelah menghentikan ekspor minyak Iran ke Barat, mereka pasti akan menghadapi kesulitan, dan kami berharap mereka akan membuka mata untuk melangkah dan berhenti melakukan tindakan yang tidak rasional," kata Wakil Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majelis Islam Iran, Hossein Ebrahimi pada Rabu (15/2).
Ebrahimi lebih lanjut mengatakan bahwa sekitar 80 kilang minyak Eropa dipasok oleh minyak mentah Iran dan mencatat penghentian ekspor minyak ke Eropa akan menjadi jawaban terbaik bagi energi blok itu dan sanksi perbankan terhadap Tehran.
Pada hari Rabu, Iran memperingatkan enam negara Eropa, termasuk Belanda, Spanyol, Italia, Perancis, Yunani dan Portugal bahwa pihaknya akan menghentikan ekspor minyak, kecuali penawaran jangka panjang dibuat dan pembayaran dengan negara-negara Uni Eropa dijamin.