REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Tersangka bertambah lagi selain empat yang telah dinyatakan sebelumnya diduga terlibat dalam ledakan-ledakan Selasa di Bangkok, kata para petugas senior polisi Kamis.
Para saksi dan kamera pengintai menunjukkan tersangka kelima terlibat dalam ledakan pada Selasa (14/2) di Bangkok, kata Pansiri Prapawat, wakil kepala kepolisian Thailand.
Tetapi Winai Thongsong, kepala kepolisian Bangkok, seperti dikutip oleh Channel Bangsa mengatakan bahwa ia sangat yakin bahwa sedikitnya enam orang terlibat dalam insiden itu. Tetapi ia tidak memberikan rincian tentang dua tersangka lainnya.
Prewpan mengatakan pihak berwenang Thailand sedang mengupayakan ekstradisi seorang tersangka Iran yang melarikan diri ke Kuala Lumpur dan kini sedang ditahan polisi Malaysia.
Prewpan menambahkan bahwa kepolisian Thailand telah meningkatkan keamanan di kedutaan Israel, yang ditutup sementara. Telepon panggilan ke kedutaan tersebut tidak dijawab.
Polisi Thailand sebelumnya mengatakan ada empat tersangka, dua di antaranya ditangkap oleh polisi Thailand dan satu dalam tahanan polisi Malaysia. Tersangka wanita, yang menyewa rumah meledak, masih buron.
Pengadilan Kriminal Thailand sebelumnya mengeluarkan perintah penangkapan terhadap empat warga Iran yang dikenai berbagai tuduhan terkait insiden pengeboman di Bangkok itu.
Persetujuan pengadilan diambil setelah penyerahan sejumlah foto tersangka yang tertangkap kamera pemantau, serta alat peledak yang disita dari rumah kontrakan mereka, dan keterangan sejumlah saksi mata.
Kepolisian Thailand sebelumnya telah menahan dua warga Iran yang menjadi tersangka-- Saeid Moradi, yang kehilangan kedua kakinya akibat ledakan yang tak sengaja dipicu oleh dirinya sendiri, serta Mohammad Hazei, yang ditahan ketika akan terbang menuju Malaysia pada malam insiden itu.
Warga Iran ketiga yang diketahui bernama Masoud Sedaghatzadeh ditahan pada Rabu di Kuala Lumpur oleh pemerintah Malaysia atas permintaan pemerintah Thailand.
Orang keempat yang masih diburu adalah wanita bernama Rohani Leila, yang dilaporkan sebagai pengontrak rumah, yang digunakan untuk merakit alat peledak itu. Wanita itu meninggalkan Thailand pada 5 Februari, menurut laporan siaran televisi berita TNN24.