Jumat 17 Feb 2012 15:43 WIB

Eropa Desak Rusia Hentikan Penjualan Senjata ke Suriah

Rusia dan Cina menjadi pendukung bagi pemerintahan Bashar al Assad, Suriah. (ilustrasi)
Rusia dan Cina menjadi pendukung bagi pemerintahan Bashar al Assad, Suriah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Parlemen Eropa mengesahkan resolusi yang mendesak kuat Rusia untuk segera menghentikan penjualan senjata serta perlengkapan militer kepada pemerintah di Suriah.

Resolusi tersebut juga mengundang Rusia untuk bergabung ke dalam 'konsensus internasional' dan mendesak pengizinan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membantu menyelesaikan konflik yang telah terjadi selama beberapa bulan di Suriah.

Parlemen menekankan bahwa sebagai anggota tetap DK PBB, Rusia harus mengemban tanggung jawabnya bagi perdamaian dan keamanan dunia secara serius.

Baru-baru ini Suriah - importir terbesar persenjataan asal Rusia di Timur Tengah - menandatangani kontrak pembelian 24 jet tempur MiG-29M/M2 serta delapan sistem pertahanan udara Buk-M2E.

Sedangkan kontrak untuk pembelian sistem benteng pertahanan anti rudal kapal laut yang dipersenjatai dengan rudal jelajah supersonik SS-N-26 Yakhont saat ini sedang dilaksanakan.

Pada awal Februari Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan penyediaan persenjataan Rusia ke Suriah tidak akan mempengaruhi keseimbangan kekuatan di Timur Tengah.

"Kami telah menjelaskan kenyataannya bahwa apapun yang kami jual kepada negara lain di kawasan tersebut tidak akan mempengaruhi keseimbangan kekuatan di kawasan," kata Lavrov saat Konferensi Keamanan ke-38 di Munich, Jumat (17/2).

Dia mengatakan penjualan persenjataan Rusia kepada Suriah tidak mengubah keseimbangan kekuatan sebelum gejolak di negara-negara Arab dan tidak akan mempengaruhi keadaan yang terjadi saat ini.

"Kami tidak menjual senapan dan apa yang kami jual tidak digunakan dalam konflik tersebut," tegas Lavrov.

sumber : ANTARA/RIA Novosti-OANA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement