REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANBE - Komite Urusan Agama Tajikistan (CRA) menyerahkan sertifikat kepada 15 masjid baru yang terdaftar di Rasht Valley, Tajikisan Timur. Selain sertifikat, CRA juga menyerahakan mushaf Alquran kepada setiap masjid.
Wakil Kepala Komite Urusan Agama, Mavlon Mukhtorov berpesan kepada setiap pengurus masjid untuk tidak menjadikan tempat ibadah sebagai alat politis. "Masjid itu tempat untuk beribadah bukan sebagai alat politis dan gosip," kata dia seperti dikutip asia-plus.com, Jum'at (17/2).
Mavlon mengatakan awal tahun ini sudah 47 masjid baru telah terdaftar dalam CRA. Rinciannya, 44 masjid untuk shalat 5 waktu dan tiga masjid dengan fasilitas lengkap sehingga bisa menggelar shalat Jum'at.
"Tahun kemarin, 2011, tercatat 151 masjid," katanya.
Sebelumnya, Kepala Komite Urusan Agama Tajikistan (CRA), Abdurahim Khloqov membantah laporan yang dirilis oleh beberapa media Tajikistan bahwa ada hambatan dalam proses pendaftaran di asosiasi keagamaan. Menurut dia, pemberitaan media itu tidak mendasar.
"Situasi yang berlangsung dalam asosiasi keagamaan jauh lebih menguntungkan di Tajikistan daripada negara Muslim lain," kata dia.
Dikatakan Abdurahim, hingga kini sudah ada 23 mushola, dua masjid besar, dua gereja dan empat madrasah yang telah didaftarkan dalam Komite Urusan Agama. Bila dikalkulasi, Tajikistan memiliki 39 masjid besar, 338 mushola, 3352 masjid sedang dan satu tempat ibadah.
"Tajikistan sekarang memiliki satu lembaga pendidikan tinggi Islam dan lima madrasah bagi siswa yang telah menyelesaikan sekolah menengah," kata dia.
Aktivitas keagaman di Tajikistan bergeliat kembali pasca runtuhnya Uni Soviet. Mayoritas agama yang dipeluk penduduk negara yang berada dikawasan Asia Tengah ini antara lain Islam dan Nasrani. Lantaran belum terbiasa dengan aktivitas keagamaan, Tajikistan acapkali mengalami kesulitan utamanya dalam melihat persoalan keberadaan tempat ibadah.