REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Duta besar Austria untuk UEA, Gerald Kriechbaum dan putrinya Genoveva begitu terkesan dengan kemegahan Masjid Agung Sheikh Zayed. "Benar-benar berkesan. Tidak ada Shangri-La, Fairmont dan pepohonan," kata Kriechbaum saat berkunjung ke negara itu, seperti dikutip thenational.ae, Jum'at (17/2)
Geneveva mengaku tidak ada jamaah masjid yang keberatan seorang perempuan Barat untuk masuk ke dalamnya. "Entah bagaimana aku begitu mudah menemukan jalan masuk," katanya.
Setelah masuk, Geneveva mengabadikan apa yang ia lihat melalui jepretan kamera. Lalu foto yang dia jepret itu menunjukan bagian utama ruang shalat. Rasa kekaguman pun muncul. "Aku melihat lantainya selalu berubah warna. Kadang merah jambuh, kadang kuning atau biru. Memang tergantung dengan cahaya," kata dia.
Langkah Geneva lalu terhenti saat melihat para jamaah berkumpul untuk berbuka bersama. Ia letakan kamera. "Aku sepertinya harus berhenti sejenak," kata dia.
Setelah kunjungan Kriechbaum dan Geneveva, masjid ini resmi dibuka. Para pengunjung yang datang begitu terkesima dengan arsitektur masjid sehingga tak ingin ketinggalan untuk mengabadikannya.
Mesjid Agung Sheikh Zayed (Sheikh Zayed Grand Mosque) yang merupakan mesjid terbesar di UEA sekaligus mesjid terbesar kedelapan di dunia. Nama mesjid diambil dari nama Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan yang merupakan presiden pertama UEA. Sayang sekali hingga akhir hayatnya pada tahun 2004, beliau tidak sempat menyaksikan pembukaan mesjid yang dibangun sejak tahun 1996 dan selesai tahun 2007 ini.
Mesjid ini mampu menampung hingga 40.000 jamaah dengan luas area sekitar 20.000 m2 ini terbuka bagi siapapun untuk berkunjung, tanpa peduli latar belakang agama maupun suku bangsa. Pemimpin Gereja Anglikan Inggris, Ratu Elizabeth II, misalnya, mengunjungi mesjid ini tahun 2010 lalu bersama sang suami, Pangeran Philip.