Ahad 19 Feb 2012 16:07 WIB

Pengamat Ragu Indonesia Bisa Swasembada Kedelai

Rep: sefti oktariana / Red: M Irwan Ariefyanto
Kedelai
Kedelai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor saat ini masih tinggi. 70 persen produksi kedelai Indonesia diperoleh dari impor. Sejumlah pengamat meragukan apakah Indonesia bisa lepas dari ketergantungan impor. Pengamat ekonomi pertanian Universitas Gajah Mada, Mochamad Maksum menyebutkan ketergantungan Indonesia dengan kedelai impor masih amat tinggi, sehingga sulit menghentikan impor komoditas ini. “Harga kedelai impor murah,” katanya kepada Republika, Ahad (19/2).

Saat ini tingkat produktivitas kedelai hanya 0,8 juta sampai 1 juta ton per hektar. Padahal, jika melihat kebutuhan nasional, tingkat produksinya harus digenjot sampai 2,4 juta ton per hektar. Kebutuhan kedelai nasional pertahunnya mencapai 1,6 juta ton. Produksi kedelai lokal hanya 800 ribu ton.

Maksum mengimbau pemerintah harus tegas membuat aturan yang mampu meningkatkan produktivitas petani kedelai dalam negeri. Anggaran khusus wajib dialokasikan pemerintah agar universitas di dalam negeri bisa menciptakan varietas kedelai unggul.

Sebelum era reformasi, Indonesia sempat swasembada kedelai karena harga di tingkat petani cukup bagus. Namun sejak IMF masuk, produksi kedelai semakin menurun. Malah pada 1998 lalu, Indonesia menjadi pengimpor besar kedelai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement