REPUBLIKA.CO.ID, ADEN - Bentrokan bersenjata meletus Senin (20/2) antara pasukan keamanan Yaman dan pria bersenjata dari Gerakan Selatan, yang propemisahan diri, di wilayah selatan negeri itu. Akibat insiden itu puluhan orang cedera, kata polisi dan saksi mata.
Pegiat antipemerintah dan gerilyawan melancarkan aksi untuk mengganggu pemungutan suara dalam pemilihan presiden mendatang di Provinsi Shabwa di bagian tenggara Yaman. Mereks menyerang beberapa markas komisi pemilihan umum.
Anti-pemerintah juga mendirikan pos pemeriksaan palsu guna mencegah kotak suara memasuki kota mereka, kata beberapa saksi mata dan warga setempat.
Gedung Komisi Pemilihan Umum di kota Ataq, ibu kota Provinsi Shabwa, diserang oleh beberapa pria tak dikenal yang bersenjata. Penyerang diduga memiliki kaitan dengan Gerakan Selatan setelah baku-tembak singkat dengan pasukan keamanan.
Sedikitnya 14 pria bersenjata dan lima tentara cedera, kata seorang saksi mata yang tak ingin disebutkan jatidirinya kepada Xinhua. Beberapa pria bersenjata membakar semua dokumen dan kota suara di komisi pemilihan umum setelah mundurnya tentara pemerintah yang ditempatkan di sekitar tempat pemungutan suara," kata saksi mata itu. Ia menambahkan, "Seluruh gedung tersebut terbakar."
Di Provinsi Hadramauth, yang berdekatan di Yaman tenggara, pasukan keamanan mengatakan beberapa pria bersenjata melakukan pengepungan ketat atas sejumlah markas komisi pemilihan umum di seluruh kota itu.v"Tempat pemungutan suara diblokir oleh beberapa pria bersenjata sekarang," kata satu sumber keamanan lokal.
Di Provinsi Adh-Dhalea di bagian selatan negeri tersebut, seorang personel polisi mengatakan beberapa pria bersenjata yang proseparatisme menyerang satu pos pemeriksaan keamanan. Insiden itu melukai sedikitnya enam orang sebelum mereka melarikan diri sana.
"Pos keamanan diserang siang ini oleh beberapa pria bersenjata yang berusaha merusak pemilihan presiden," kata seorang petugas di pos pemeriksaan tersebut.
Pemerintah Yaman telah memperketat pengamanan di Aden dan wilayah bergolak di bagian selatan negeri itu, tempat kaum separatis menyerukan boikot terhadap pemilihan presiden dengan calon tunggal pada Selasa. Pemerintah telah menggelar banyak prajurit yang didukung puluhan kendaraan lapis baja di seluruh provinsi tersebut, kata beberapa warga setempat.
Senin pagi, beberapa ledakan mengguncang beberapa tempat pemungutan suara di kota pelabuhan di Yaman selatan, Aden. Kejadian itu diikuti oleh baku-tembak antara pasukan keamanan dan pria bersenjata proseparatis, sehingga menewaskan satu personel polisi dan melukai lima orang lagi, kata beberapa petugas keamanan kepada Xinhua.
Pemimpin Gerakan Selatan mengatakan mereka akan memboikot pemilihan presiden dini dengan menghalangi pemilih memberi suara mereka. Yaman utara dan selatan bersatu pada 1990. Persatuan ejalan dengan kesepakatan antara Partai Kongres Rakyat Umum, yang memerintah saat itu dan dipimpin oleh Presiden Ali Abdullah Saleh, dengan Partai Sosialis Yaman.
Namun, kesepakatan tersebut berantakan, sehingga menimbulkan krisis antara kedua pihak dan berkembang menjadi perang saudara pada 1994. Kaum separatis, yang ingin mengakhiri persatuan Yaman utara-selatan, menuntut kemerdekaan dan menyatakan pihak Yaman utara melakukan diskriminasi terhadap orang Yaman selatan.