REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS-- Palang Merah meminta pemerintah Suriah dan oposisi untuk segera menghentikan kekerasan. Permintaan ini didasari karena Palang Merah kesulitan untuk memberikan bantuan kepada perempuan dan anak-anak di kota Homs.
Sementara hingga saat ini, Presiden Bashar al-Assad, tetap menuduh orang asing mengucurkan dana dan mempersenjatai pengunjuk rasa dengan tujuan menghancurkan negaranya.
"Komite Internasional Palang Merah sedang menjajaki beberapa kemungkinan untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat diperlukan," kata juru bicara ICRC Bijan Farnoudi. Termasuk, katanya, menghentikan pertempuran di daerah yang terkena dampak.
Meskipun utusan Cina pada pekan lalu meminta semua pihak untuk menghentikan kekerasan, pasukan rezim masih melakukan serangan. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan media pemerintah, serangan pada Senin (20/2), menewaskan 16 orang di Suriah.
Serangan terjadi terhadap Baba Amr, kubu pemberontak utama di Homs. Serangan ini menewaskan lima warga sipil, sementara empat meninggal, termasuk tiga anak dari keluarga yang sama, ketika roket menghantam Al-Malaab distrik.
Kantor berita resmi SANA mengatakan seorang letnan kolonel dan seorang sersan tewas dalam bentrokan antara penjaga perbatasan dan pengunjuk rasa di Athraya, pusat provinsi Hama. Aktivis dan media pemerintah melaporkan setidaknya 14 orang tewas pada Ahad. "Pasukan Infanteri tiba kemarin (Ahad) di Homs," kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Suriah melalui telepon.