REPUBLIKA.CO.ID, MONTERREY - Perkelahian berdarah yang terjadi di Penjara Apodaca, Monterrey, wilayah utara Meksiko yang menewaskan 44 narapidana merupakan sebuah rekayasa. Anggota kartel narkoba Zetas dengan bantuan petugas penjara rupanya telah merencanakan kabur dari penjara dengan cara memicu kerusuhan.
Gubernur negara bagian Nuevo Leon Rodrigo Medina mengatakan awalnya perkelahian terjadi antara dua geng kriminal Zetas dan saingannya Kartel Teluk. Anggota Zetas menikam hingga tewas 44 tahanan yang berhubungan dengan Kartel Teluk.
Selama perkelahian tersebut, sebanyak 30 anggota Zetas meloloskan diri dari penjara yang berada di pinggiran Monterrey. Sebagian besar mereka yang melarikan diri didakwa dengan kejahatan federal, seperti perdagangan narkoba.
"Tidak diragukan lagi, tanpa bantuan petugas penjara pelarian mereka akan sulit," katanya dalam konferensi pers, Senin (20/2).
Medina mengatakan, pengkhianatan, korupsi dan keterlibatan beberapa petugas penjara dapat merusak kerja dan pelayanan polisi, tentara dan marinir yang mempertaruhkan hidup mereka setiap hari demi keamanan.
Direktur penjara tersebut beserta bawahannya telah dipecat dan sedang menjalani investigasi. Begitu juga dengan 18 petugas penjara.
Gubernur mengatakan, polisi akan mengintensifkan pencarian para narapidana yang kabur. Mereka menawarkan hadiah senilai 10 juta peso atau hampir satu juta dolar AS bagi informasi yang mengarah pada penangkapan mereka.
Meksiko menghadapi permasalahan kekerasan penjara serius dan kaburnya tahanan setelah pemerintah berhasil menangkap puluhan ribu anggota kartel narkoba. Negara ini hanya memiliki enam penjara federal.
Penjara tersebut penuh sesak dengan tahanan kartel narkoba yang berbahaya. Perdagangan narkoba, kepemilikan senjata dan pencucian uang dianggap kejahatan federal di Meksiko.
Kerap kali ditemukan petugas penjara yang memfasilitasi kaburnya tahanan. Pada 2010 di negara bagian Durango, petugas penjara mengizinkan tahanan keluar pada malam hari untuk melakukan pembunuhan balas dendam. Petugas bahkan meminjamkan senjata polisi dan kendaraan.