REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Penghinaan yang dilakukan tentara Amerika Serikat (AS) atas Kitab suci Alquran di Afganistan kembali terulang. Menurut laporan AFP, beberapa tentara AS dengan sengaja membuang dan membakar kitab tuntunan agama Islam termasuk Alquran di dalam pangkalan militer AS di Bagram, utara Kabul.
Sontak penghinaan ini memicu aksi unjuk rasa besar-besaran di Afganistan. Pada Selasa, (21/2) ribuan warga Afganistan marah dengan mengepung pangkalan udara AS dan melempar bom molotov, serta membakar pintu gerbang masuk pangkalan AS itu.
Juru bicara Gubernur provinsi Bagram, Roshna Khalid memastikan Alquran telah dibakar di fasilitas tersebut. Ia memperoleh keterangan saksi dari para pembantu di pangkalan tersebut, yang juga warga Afganistan.
Setelah ramai di media, komandan militer AS langsung meminta maaf. "Kami benar-benar akan menyelidiki insiden itu," ujar komandan NATO, Jenderal John Allen. Namun tampaknya komandan militer AS dan NATO tidak serius menyelesaikan masalah ini.
Ini adalah penghinaan yang kesekian kalinya bagi dilakukan tentara AS. Sebelumnya beberapa pelecehan dan penghinaan terhadap Alquran juga telah terjadi di Afganistan serta sempat terpublikasi di media.
Pada 2005, seperti yang diberitakan newsweek, beberapa tentara AS terbukti menjadikan lembar salinan Alquran sebagai tisu tolilet di penjara teluk Guantanamo.
Kemudian, pada 2008, tepatnya 7 September 2010, beberapa tentara AS telah menjadikan Alquran sebagai tempat sasaran tembak bagi latihan tentaranya di Afganistan.
Selain itu penghinaan lain juga pada Januari lalu, dunia sempat digemparkan dengan video penghinaan jenazah tentara Taliban yang dikencingi tentara AS. Kemudian pada 2010 lalu pemberitaan juga dibuat heboh dengan penghinaan, bukan oleh tentara, melainkan seorang pendeta, Terry Jones yang berencana membakar Alquran.