REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdagangan saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) di pasar modal berlangsung stagnan sejak perdagang dibuka pagi tadi dan akhirnya ditutup Selasa (21/2) di level Rp 620. Pengamat pasar modal dari Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, memperkirakan, stagnansi saham Garuda disebabkan sentimen pasar akibat pemberitaan negatif yakni pembelian saham Garuda oleh tersangka kasus Wisma Atlet, M Nazaruddin.
"Karena bisa saja investor berpikir nantinya akan dilakukan pemeriksaan seluruh belah pihak -- Nazaruddin, manajemen internal Garuda, dan penjamin emisinya. Kekhawatiran itu memberikan sentimen negatif kepada investor, dengan menahan diri dari masuk ke saham Garuda," ujar Reza saat dihubungi, Selasa (21/2).
Pada perdagangan hari ini, saham GIAA dibuka pada angka Rp 620, dengan nilai terendah di level Rp 610 dan tertinggi tetap berada di harga pembukaan. Jumlah transaksi yang tercatat sebanyak 229 frekuensi dengan volume sebanyak 7.637.500 lembar saham senilai Rp 4,7 miliar.
Reza mencatat, perdagangan saham GIAA yang stagnan mulai terjadi sejak awal Februari, atau ketika kasus pembelian saham perdana Garuda oleh Nazaruddin mencuat.