Selasa 21 Feb 2012 20:50 WIB

Yaman Lakukan Pemilu di Tengah Kekerasan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Chairul Akhmad
Warga Yaman menunjukkan jari-jari mereka yang telah dicelupi tinta sebagai tanda telah mencoblos di TPS di Sana'an, (Selasa, 21/2).
Foto: AP
Warga Yaman menunjukkan jari-jari mereka yang telah dicelupi tinta sebagai tanda telah mencoblos di TPS di Sana'an, (Selasa, 21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN – Warga Yaman berharap pemilu yang digelar Selasa (21/2,) mampu membangun Yaman kembali setelah mengalami perang saudara selama satu tahun.

Pemilu ini merupakan kesempatan Yaman membuka lembaran baru setelah pemerintahan Ali Abdullah Saleh yang memimpin selama 33 tahun. Wakil Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi menjadi kandidat tunggal calon presiden Yaman.

Presiden Ali Abdullah Saleh saat ini dirawat di AS untuk pengobatan karena menderita luka bakar dalam upaya pembunuhan pada Juni lalu.

Sejak pagi antrean panjang sudah mengular di tempat pemungutan suara di ibukota Sana'a yang dijaga dengan pengamanan ketat. Ketua Komisi Pemilihan Mohammed Yahya mengatakan pihak berwenang telah mengerahkan 103 ribu tentara untuk menjaga tempat pemungutan suara.

Pria dan wanita membentuk antrean terpisah di TPS di distrik utara Sana'a di dekat Change Square. Lebih dari 12 juta warga Yaman berhak untuk memilih. Sebanyak 10 juta terdaftar dalam pemilu terakhir pada 2006 dan terdapat 2,2 juta pemilih baru. "Sekarang era Ali Abdullah Saleh telah berakhir dan kami akan membangun Yaman yang baru," kata pemenang Nobel Perdamaian Yaman, Tawakul Karman, saat menunggu untuk memberikan suaranya, Selasa (21/2).

Seperti dikutip dari AFP, Hadi berjanji untuk memerangi Alqaidah dan meningkatkan pengaruh di provinsi-provinsi di selatan dan timur di mana militan telah mengambil alih sejumlah kota dalam beberapa bulan terakhir.

Para pemilih mencelupkan jempol mereka ke tinta sebagai tanda telah memilih. Mereka memberikan suaranya dengan memberi tanda stempel di surat suara bergambar Hadi dan peta Yaman yang berwarna-warni.

Pemilu tersebut didukung oleh AS dan Arab Saudi. Kedua negara tersebut mendukung perjanjian dama pada November yang memungkinkan Saleh menyerahkan kekuasaan kepada Hadi.

sumber : AFP/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement